Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) potensial mencetak wirausahawan baru dengan sistem pendidikan yang mengutamakan praktik dan teori yang kuat.
Direktur Pembinaan SMK Depdiknas, Joko Sutrisno dalam seminar revitalisasi pendidikan kewirausahaan di Yogjakarta, Senin pekan lalu, mengatakan untuk bisa menjadi wirausahawan diperlukan materi pembelajaran ketrampilan yang mudah diadaptasi oleh siswa serta pengembangan pengajaran teknik industri.
Ia mengatakan ketrampilan yang mudah diadaptasi tersebut dapat dikuatkan melalui berbagai cara, diantaranya penguasaan matematika dan ilmu pengetahuan, menguasai bahasa internasional, dan memiliki kemampuan dasar dalam teknologi informasi.
"Untuk mendukung program pengembangan pendidikan wirausaha di SMK, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp. 24 miliar pada tahun 2009 untuk SMK diseluruh Indonesia sebanyak7.746 sekolah sesuai dengan program keahlian di masing-masing wilayah," katanya.
Selain potensial mencetak wirausahawan, kata dia, lulusan SMK juga siap terjun ke dalam pasar kerja karena telah dibekali dengan keterampilan dari sekolah. "Dari data survei tenaga kerja nasional pada tahun 2007, lulusan SMK yang diterima di dunia kerja mencapai lebih dari 40 persen, sedangkan lulusan SMA hanya 30 persen," ujarnya.
Dalam tiga tahun terakhir, jumlah siswa lulusan sekolah menengah pertama (SMP) yang berminat melanjutkan ke SMK semakin meningkat. Pada tahun 2006, perbandingan jumlah siswa SMA dan SMK adalah 60 persen dibanding 40 persen atau 3.591.846 siswa SMA dan 2.401.732 siswa SMK. Perbandingan itu pun berubah pada tahun 2007, yaitu 56 persen untuk SMA atau 3.686.219 siswa dengan 44 persen siswa SMK atau sebanyak 2.864.962 siswa. Ia mengatakan, pada tahun 2008 jumlah siswa SMK kembali bertambah, yaitu 46 persen atau 3.290.396 siswa dibanding siswa SMA sebanyak 54 persen yaitu 3.863.744 siswa.
Menurut dia, beberapa kendala yang masih dihadapi oleh SMK diantaranya kekurangan tenaga guru yang mapir merata di seluruh SMK di Indonesia serta masih minimnya peralatan praktik atau umur peralatan yang sudah tua sehingga tidak lagi sesuai dengan perkembangan dunia industri. "Usaha yang telah dilakukan untuk memajukan SMK di antaranya bekerja sama dengan dunia industri, seperti keberhasilan siswa SMK merakit komputer dan laptop atau sepeda motor,' katanya.
Taken from Koran Pak Oles Edisi 175, 16-31 Mei 2009
0 komentar:
Posting Komentar
Pengunjung Mohon Meninggalkan Jejak Untuk Silaturrahmi Balik.