Bandara Blimbingsari siapkan Rute
Banyuwangi - Surabaya PP dan Banyuwangi - Denpasar PP
TEMPO Interaktif, Banyuwangi -Landasan pacu itu masih terlihat basah ketika pesawat yang membawa rombongan Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono dan Gubernur Jawa Timur, Imam Soekarwo, mendarat di Bandara Banyuwangi. Dua pejabat yang berangkat dari Bandara Juanda, Surabaya, guna meresmikan Bandara Blimbingsari Rogojampi, itu mendadak sumringah ketika melihat belasan putri cantik yang menyambut mereka dengan tari Untulan. “Wah, ternyata yang datang banyak,” ujar Soekarwo, sesaat sebelum turun dari badan pesawat (29/12).
Kedatangan dua pejabat itu molor dua jam dari jadwal yang ditetapkan. Itu karena pesawat yang mereka tumpangi mesti wira-wiri dari Banyuwangi menuju Surabaya dalam kondisi cuaca yang buruk akibat semburan abu vulkanik Gunung Bromo. Kondisi itu memaksa pesawat yang mereka tumpangi terbang setengah jam lebih lama lantaran harus terbang memutar ke arah Utara melalui pulau Madura. Namun kendala itu tidak menyurutkan antusiasme ratusan warga Banyuwangi yang ingin melihat peresmian bandara tersebut. Mereka tetap setia menunggu.
Pembukaan rute penerbangan Bandara Blimbingsari sedianya sudah diagendakan sejak lama. Peletakan batu pertama bandara tersebut dilakukan oleh Wakil Presiden RI, Hamzah Haz, pada tahun 2003. Namun pembangunan bandara itu mengalami sejumlah kendala lantaran tidak ada operator yang sanggup membuka rute penerbangan ke wilayah tersebut. Alhasil, bandara itu lebih sering digunakan untuk latihan penerbangan siswa Bali International Flying Academy. Kendala itu baru teratasi setelah Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas berhasil menggandeng PT Sky Aviation.
Kisah berawal dari pertemuan Azwar dengan pemilik PT Sky Aviation, Krisman Tarigan disebuah kios tukang jahit yang berada di Jakarta. Saat itu Azwar menantang Tarigan untuk membuka rute penerbangan ke Bandara Blimbingsari. “Jika bersedia membuka rute penerbangan, Anda cukup menyediakan alat transportasi udaranya saja. Untuk transportasi daratnya, biar pemerintah kabupaten yang menyediakan. Semua mobil yang terbaik akan kami sediakan,” ujar Bupati Azwar yang mengisahkan proses awal kerja sama tersebut dalam kata sambutannya kemarin.
Tawaran tersebut rupanya menarik minat Tarigan. Ia bersedia membuka jalur penerbangan untuk rute Surabaya-Banyuwangi-Denpasar, meski dengan jadawal penerbangan yang masih terbatas untuk hari Senin, Rabu dan Jum'at. Rute penerbangan itu dilayani dengan menggunakan pesawat bermesin tunggal, Grand Caravan, dengan kapasitas 9 tempat duduk. Namun Tarigan berjanji akan mendatangkan enam pesawat jenis fokker 50 dari Belanda jika respon pasar terbilang bagus. “Mudah-mudahan penerbangan ini menjadi moda transportasi alternatif bagi masyarakat,” ujarnya.
Rute penerbangan Banyuwangi-Surabaya merupakan moda transportasi alternatif bagi masyarakat yang tidak memiliki banyak waktu. Jika perjalanan darat sepanjang 297 kilometer selama ini memakan waktu sekitar 7 jam, penerbangan ini praktis memangkas waktu tempuh hanya menjadi sekitar 30 menit saja. Untuk urusan tarif, pihak maskapai mematok biaya sebesar Rp 700 ribu untuk sekali penerbangan dari Banyuwangi menuju Surabaya atau sebaliknya. Adapun tarif untuk rute perjalanan Banyuwangi-Denpasar ditetapkan sebesar Rp 400 ribu.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengaku sangat mengapresiasi kerja keras yang ditempuh pemerintah Kabupaten dan Provinsi tersebut. Menurut dia, pembukaan rute itu merupakan bagian dari agenda besar pemerintah pusat terkait pembangunan enam koridor ekonomi nasional. Karena pembangunan infrastuktur transportasi, kata dia, secara langsung akan mempermudah aktivitas masyarakat dalam menjalankan roda perekonomiannya. “Arus logistik maupun penumpang karenanya menjadi lebih mudah,” katanya.
RIKY FERDIANTO
Sumber: tempinteraktif.com